Bagaimana Berkembangnya Kerusakan Akibat Penyakit Sirosis Hati?

Masuknya zat - zat pencemar seperti disebutkan pada artikel sebelumnya (baca: Pengertian Penyakit Sirosis Hati) selama periode waktu yang panjang, menjadikan hati terluka atau adanya bekas luka. Hati yang terluka tidak dapat menjalankan fungsi dengan baik.

Dalam kondisi normal hati melakukan banyak fungsi seperti memproduksi albumin, agar tubuh tak kekurangan albumin, juga berperan dalam metabolisme protein, detoksifikasi tubuh, serta penyimpanan vitamin A. Selain itu, pasokan glukosa dan lipid yang akan digunakan tubuh diatur pula oleh hati. Bila hati mulai tak dapat bekerja secara normal seperti terkena sirosis hati maka ukuran hati mulai menyusut dan mengeras, sehingga darah yang kaya nutrisi kesulitan mengalir ke hati dari pembuluh vena. Pembuluh vena membawa darah dari organ pencernaan menuju hati. Tekanan dalam pembuluh vena meningkat ketika darah tidak dapat masuk ke dalam hati. Hasil akhirnya adalah kondisi yang serius yang disebut hipertensi pembuluh, di mana pembuluh darah berkembang tekanan darah tinggi hingga pecahnya pembuluh darah.

Berkembangnya kerusakan akibat sirosis hati ditandai dengan kerusakan sel-sel hati oleh jaringan-jaringan ikat, diikuti dengan parut serta sering diiringi pembentukan ratusan nodelus (benjolan). Penyakit sirosis hati juga mengubah struktur hati dari jaringan hati normal menjadi bejolan-benjolan keras yang abnormal dan mengubah pembuluh darah.
Jaringan parut menghambat aliran darah ke hati dan menambah tekanan darah di perut. hati yang mengalami sirosis kelihatan berbenjol-benjol, penuh parut, berlemak dan berwarna kuning jingga. Kemungkinan lainnya hati menjadi mengecil, berkerut dan keras.

Pada tahap awal, sirosis hati tidak menunjukkan tanda-tanda dan gejala. Tetapi seiring perkembangan, penderita akan mengalami kelemahan atau kelelahan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, kulit pucat dan mual, serta kehilangan libido.
Akibat dari dari rusaknya hati, pasien bisa mengalami mata dan badan atau kulit kuning. Hal itu terjadi karena bilirubin (pigmen warna kuning) tidak bisa dipindahkan melalui hati, sehingga menumpuk di darah dan tersimpan di mata maupun kulit. Selain itu, efek dari hati yang kekurangan albumin dan protein lain, menyebabkan penderita sirosis hati mengalami bengkak kaki (edema), perut membesar (ascites), berat badan turun drastis, penurunan kesadaran, muntah darah, hingga gangguan ginjal.
Sirosis membuat hati atau lever mengalami peradangan, kerusakan atau kematian sel hati sehingga akan merusak struktur hati. Akibatnya hati menjadi keras, mengecil dan fungsi hati menurun lalu tak berfungsi.

Jagalah kesehatan hati cukupilah tubuh dengan nutrisi - nutrisi yang sehat, supaya hati tak kekurangan albumin, juga agar hati dapat menjalankan fungsinya dengan optimal.
Itulah perjalanan berkembangnya kerusakan akibat sirosis hati hingga akhirnya hati mengalami kerusakan permanen dan tak berfungsi.

Apa saja faktor - faktor penyebab sirosis hati?, simak pada artikel berikutnya.